Risiko hingga krisis akan selalu ada dalam setiap bisnis dan usaha. Hal ini terjadi karena beberapa hal yang tidak dapat dihindari atau bersifat uncontrollable. Hal seperti ini tentunya membuat para pebisnis harus selalu siap dan siaga terhadap berbagai krisis di masa depan.
Itulah mengapa banyak sekali orang yang takut untuk memulai sebuah bisnis karena takut akan sebuah kerugian. Lalu bagaimana caranya untuk mengurangi risiko dan mengatasi krisis keuangan dalam perusahaan?
Ada beberapa strategi yang dapat anda ikuti dan terapkan bagi bisnis Anda. Langsung saja simak penjelasannya mengenai 5 strategi untuk mengurangi resiko dan mengatasi krisis keuangan dalam perusahaan.
5 Strategi untuk Mengurangi Risiko dan Mengatasi Krisis Keuangan
Untuk dapat mengelola risiko keuangan perusahaan, ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam kondisi krisis atau menghalau krisis. Berikut 5 strategi untuk mengurangi risiko dan mengatasi krisis keuangan dalam perusahaan, antara lain:
Membuat Peta dari Dampaknya Krisis Terhadap Perusahaan
Jika terjadi sebuah krisis yang menghantam sebuah perusahaan, maka Anda harus mulai melakukan pemetaan dampak krisis terhadap perusahaan. Pembuatan peta krisis perusahaan ini dapat membantu untuk segera ditangani sedini mungkin. Tindakan membuat peta penanganan krisis secara cepat juga dapat mencegah terjadinya kerusakan lebih besar lagi di dalam perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki ukuran nya sendiri dalam menghadapi sebuah krisis mulai dari mikro, minor ,medium hingga fatal. Sebelum melakukan pemetaan perusahaan harus memiliki kriteria penanganan krisis. Hal tersebut untuk memudahkan analisis apa pembuatan peta yang sejalan agar lebih cepat ditangani.
Mengapa harus begitu? Karena krisis yang terjadi seperti ini kerap kali mengganggu proses kegiatan di dalam perusahaan. Jadi, alangkah lebih baiknya untuk lebih cepat membuat peta dengan kriteria yang ada dan mengambil langkah cepat dalam penanganan.
Transparan dan Responsif
Pernah mendengar kalimat bahwa berita buruk lebih mudah tersebar dibandingkan berita baik? Dalam dunia bisnis hal ini juga memiliki kesamaan, di mana berita buruk lebih mudah tersebar.
Namun, sayangnya saat berita tersebut tersebar terkait dengan krisis dan juga kemunduran dalam dunia bisnis, perusahaan lebih memilih untuk diam. Sebagian besar pemimpin perusahaan menganggap bahwa berita mengenai krisis akan hilang dan dapat terganti.
Meskipun sudah banyak publik yang mengetahuinya perusahaan tetap akan diam dan tidak memberikan informasi terkait krisis tersebut. Di sinilah pentingnya bersikap responsif dan transparan untuk mengatasi resiko keuangan. Ada baiknya untuk bersikap responsif dan transparan terhadap berita dan kondisi perusahaan.
Bersikap terbuka seperti ini dapat membuat publik memberikan kepercayaan dan pandangan yang masih sama seperti sebelumnya. Selain itu, bersikap responsif juga akan mengurangi kerusakan lebih parah lagi dan dapat meminimalisir segera risiko yang ada.
Spokesperson dengan Komunikasi yang Baik
Mengutip dari seminar online yang berjudul Seeking the Opportunity from Setbacks, Bad News is Good News mengatakan bahwa penting memiliki spokesperson dalam perusahaan. Peran seorang spokesperson ini biasanya dibutuhkan untuk memberikan informasi saat krisis menghantam sebuah perusahaan.
Dalam kondisi seperti ini pastinya publik ingin mengetahui keadaan dari perusahaan lewat komunikasi dengan media. Maka tidak heran jika spokesperson sangat dibutuhkan untuk menyampaikan informasi yang jelas dan tidak menimbulkan asumsi buruk di publik.
Spokesperson di sini harus menyampaikan informasi secara jelas dan dapat mengontrol emosinya agar tidak terbawa hingga memperparah suasana. Komunikasi yang dilakukan oleh spokesperson ini tidak hanya dengan media atau press conference. Namun, juga dengan media online mengingat teknologi semakin canggih diperlukan komunikasi secara online agar dapat diakses oleh seluruh masyarakat.
Daftar Do/Don’t
Dalam menangani krisis perusahaan tentunya, ada beberapa hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Beberapa hal tersebut akan kita bahas di bawah ini secara tuntas.
| Do | Don’t |
| Jika beredar kabar buruk mengenai perusahaan segera untuk memberikan klarifikasi. | Jangan sampai terjebak pada pertanyaan yang akan memancing keributan dan membuat suasana tidak kondusif. |
| Sampaikan semua keadaan secara jujur terkait pemahaman atau ketidaktahuan mengenai keadaan dalam perusahaan. Sekaligus menyatakan bahwa masih dalam tahap mencari informasi. | Jangan sampai berbohong dan memberikan fakta yang berlebihan. Jangan selalu menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan dari awak media. |
| Baiknya untuk mulai menggunakan analogi sekaligus perbandingan dalam menyampaikan klarifikasi. | Jangan sampai untuk menjelekkan atau menjatuhkan kompetitor. |
| Selalu berhati-hati terhadap penyampaian mengenai uang ataupun angka tertentu. | Jangan sampai membahas sesuatu atau informasi yang bukan tanggung jawab anda sebagai pemberi informasi ke masyarakat. |
Berikan informasi sewajarnya saja yang dapat memberikan ketenangan bagi publik. Jangan melebih-lebihkan hingga membuat nama pihak lain menjadi tercemar.
Lakukan Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi portofolio dapat membantu mengatasi krisis keuangan dalam perusahaan. Strategi ini dilakukan dengan cara menyegarkan investasi dalam obligasi, emas. saham dan masih banyak yang lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kerugian saat terjadi krisis.
Meskipun strategi ini tidak sepenuhnya dapat menghindari suatu krisis keuangan. Namun, patut dicoba untuk meminimalisir segala bentuk kerugian ataupun krisis yang terjadi di masa depan. Penting bagi perusahaan mengambil langkah sedini mungkin, dibandingkan hanya berdiam diri saja. Demikian mengenai strategi mengurangi risiko dan mengatasi krisis keuangan dalam perusahaan. Diharapkan bahwa penjelasan di atas menjadi sebuah referensi dan acuan dalam membuat perusahaan selalu stabil.
Dapatkah informasi mengenai FR Consultant Indonesia dengan mengakses website, Instagram, dan tiktok kami. Untuk informasi lainnya tentang dunia Bisnis dan Digital Marketing, Keuangan beserta Perpajakan