Skip to content
Home » Menentukan Debit Kredit Pada Pembukuan Akuntansi

Menentukan Debit Kredit Pada Pembukuan Akuntansi

  • by
menentukan-debit-kredit

Menentukan Debit Kredit Pada Pembukuan Akuntansi

Sering mendengar istilah debit dan kredit dalam bisnis, keuangan, atau akuntansi? Apa sebenarnya bedanya debit dan kredit, beda atau perbedaan debit dan kredit? Baca terus untuk memahami bagaimana menentukan debet kredit, dilengkapi dengan contoh debit dan kredit.

Suatu transaksi dicatat ke dalam rekening dengan menerapkan aturan pendebit dan pengkreditan suatu rekening. Oleh karena itu sebelum melakukan pencatatan kedalam suatu rekening sebaiknya setiap transaksi selalu dianalisis terlebih dahulu. Urut-urutan yang harus diikuti untuk meneliti setiap transaksi adalah sebagai berikut :

Tentukan pengaruh transaksi terhadap penambahan (pengurangan) aktiva, kewajiban, modal, pendapatan dan biaya.
Tentukan rekening yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut. Gunakan bagan rekening untuk menentukan rekening-rekening yang dipengaruhi oleh transaksi

Tentukan apakah sebagai akibat adanya transaksi tadi perkiraan tersebut harus didebit atau dikredit. Gunakan aturan pendebitan dan pengkreditan. Tentukan jumlah yang harus didebit dan dikredit. Jumlah debit dan kredit dicatat dalam rekening yang bersangkutan.

Baca Juga : Dasar-Dasar Akuntansi Untuk Pemula

Menentukan Debit Kredit dalam Akuntansi

Seorang penemu ilmu akuntansi adalah Luca Pacioli yang dikenal sebagai seorang pendeta dari Ordo Fransiskus.

Akuntansi mulai dikenal dari bukunya yang berjudul Summa de Arithmetica Geometria, Proportioni et Proportionalita tahun 1494.

Terdapat dua bab terkait akuntansi yang dibahas di dalam buku tersebut, yaitu de Computis et Scripturis.

Di dalam bab tersebut telah dipaparkan pembahasan terkait double entry sekaligus pengenalan perbedaan debit dan kredit.

Selain itu, di dalam buku tersebut juga telah dinyatakan bahwa setiap pencatatan harus berpasangan, sehingga beda istilah debit dan kredit digunakan.

Pada dasarnya, terdapat perbedaan kredit dan debit yang harus dipahami agar dalam mengerjakan pembukuan tidak terjadi kesalahan.

Beda debit dan kredit akuntansi sangat penting diuraikan karena setiap transaksi mempengaruhi keduanya.

Sehingga bedanya debit dan kredit tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika debit bertambah, maka kredit akan berkurang dan jika kredit naik, maka debit akan berkurang.

Definisi Debit dan Kredit

Secara umum, debit adalah pengurangan deposito di dalam sebuah rekening bank atau catatan pos pembukuan yang dapat menambah nilai aktiva atau mengurangi besaran kewajiban.

Sedangkan kredit adalah kemampuan untuk melakukan pembelian atau pinjaman dengan adanya perjanjian untuk melakukan pembayaran dalam jangka waktu tertentu.

Debit dan kredit merupakan istilah yang sering digunakan di dalam dunia akuntansi keuangan.

Debit diartikan sebagai pertambahan uang di dalam tabungan atau rekening. Selain itu juga dapat diartikan sebagai pertambahan transaksi.

Sedangkan kredit diartikan sebagai pengeluaran uang saat melakukan transaksi.

Namun debit dan kredit tidak bisa hanya diartikan sebagai pertambahan atau berkurangnya uang di dalam tabungan.

Hal tersebut dikarenakan untuk kepentingan laporan keuangan perusahaan, beda debit dan kredit tidak sesederhana itu.

Ada beberapa manfaat kredit, diantaranya adalah kredit akan meningkatkan daya guna dari modal.

Selain itu, kredit juga dapat meningkatkan daya guna suatu barang atau produk, bermanfaat sebagai alat stabilitas ekonomi, dan menjadi media untuk meningkatkan pendapatan nasional.

Dasar Akuntansi Yang Harus Dipahami

Untuk menentukan debit dan kredit akuntansi, sebaiknya Anda memahami klasifikasi akun berikut ini:

Asset, yaitu harta perusahaan
Liabilities, yaitu utang perusahaan
Owner’ Equity, yaitu peminjam modal perusahaan
Income, yaitu pendapatan perusahaan
Expenses, yaitu pembelanjaan perusahaan

Untuk kategori akun 1, 2 dan 3 berada pada akun laporan keuangan balance sheet atau Laporan Keuangan Neraca.

Sedangkan kategori akun 4 dan 5 berada pada akun laporan keuangan income statement atau Laporan Keuangan Laba Rugi

Di dalam penulisan laporan debit dan kredit keuangan perusahaan dikenal istilah akun lawan.

Akun lawan yaitu suatu transaksi yang dapat mempengaruhi minimal 2 akun.

Misalnya, pada transaksi pembelian peralatan perusahaan secara utang akun yang terpengaruh oleh transaksi tersebut adalah mesin sebagai fixed assets dan akun lawannya adalah utang usaha sebagai bentuk pembelian secara kredit.

Istilah debit note dan kredit note seringkali digunakan di dalam penulisan akuntansi perusahaan.

Debit note merupakan suatu dokumen yang berisikan pemberitahuan terkait piutang dari pelanggan yang semakin bertambah untuk alasan tertentu.

Di dalam dokumen debit note juga bisa berisi tentang utang perusahaan terhadap vendor atau supplier.

Sedangkan kredit note merupakan dokumen pemberitahuan yang berisikan utang perusahaan terhadap pelanggan sehingga dapat digunakan untuk mengurangi utang perusahaan terhadap vendor atau supplier.

Perbedaan Debit dan Kredit Dalam Akuntansi

Setiap terjadi transaksi akuntansi, setidaknya ada dua akun yang selalu berkaitan.

Yaitu entri debit dicatat pada satu akun dan entri kredit dicatat terhadap akun lainnya.

Tidak ada batas atas jumlah akun yang terlibat di dalam transaksi, namun minimum tidak kurang dari dua akun.

Total dari debit dan kredit untuk setiap transaksi harus selalu sama.

Sehingga transaksi akuntansi selalu dikatakan dengan keseimbangan. Apabila suatu transaksi tidak seimbang, maka laporan keuangan tidak mungkin dapat dibuat.

Dengan demikian, penggunaan debit dan kredit dalam format pencatatan transaksi dua kolom merupakan hal yang paling penting dari semua kontrol atas akurasi akuntansi.

Berikut ini adalah perbedaan debit dan kredit dalam akuntansi yang perlu dipahami:

Debit mengacu pada sisi kiri akun buku besar, sedangkan kredit berhubungan dengan sisi kanan akun pada buku besar. Di dalam rekening pribadi, pihak penerima akan di debit dan pihak pemberi akan dikreditkan.

Di dalam akun neraca, apapun yang masuk akan didebit. Sementara apapun yang keluar akan dikreditkan.

Untuk laporan laba-rugi, semua pengeluaran dan kerugian akan didebit. Namun semua pendapatan dan keuntungan akan dikreditkan.

Peningkatan debit disebabkan oleh kenaikan cash, inventaris, pabrik dan mesin, tanah dan bangunan, pengeluaran (seperti gaji, asuransi, pajak, dividen, dan lain sebagainya). Sedangkan peningkatan kredit disebabkan oleh kenaikan dana pemegang saham, biaya keanggotaan, pendapatan sewa, laba ditahan, hutang, dan lain sebagainya.

Contoh Debit dan Kredit Dalam Transaksi Umum

Berikut ini ada beberapa contoh debit dan kredit yang terdapat di transaksi umum perusahaan dagang atau yang lainnya, dan sering terjadi pada sebuah bisnis:

Menjual barang dagang secara tunai kepada pelanggan, maka akun
Debet : Kas
Kredit : Pendapatan

Menjual barang dagang secara kredit kepada pelanggan,
Debet : Piutang Dagang
Kredit : Pendapatan.

Membeli perlengkapan secara tunai kepada supplier,
Debet : Perlengkapan
Kredit : Kas

Membeli perlengkapan secara kredit kepada supplier
Debet : Perlengkapan
Kredit : Utang Dagang

Menerima kas atas pelunasan piutang usaha oleh pelanggan,
Debet : Kas
Kredit : Piutang Dagang

Membeli fixed assets secara kredit kepada supplier
Debet : Fixed Asset
Kredit : Utang Dagang

Pembelian inventory secara tunai kepada supplier
Debet : Persediaan
Kredit : Kas

Pembelian inventory secara kredit kepada supplier,
Debet : Persediaan
Kredit : Utang Dagang

Membayar gaji karyawan
Debet : Biaya Gaji Karyawan
Kredit : Kas

Pentingnya Pembuatan Laporan Kredit dan Debit

Di dalam perusahaan, sebuah bisnis pasti sering mengalami atau melakukan transaksi, baik transaksi secara internal maupun eksternal.

Transaksi-transaksi tersebut mengharuskan pihak perusahaan untuk membuat dokumen transaksi dalam bentuk laporan keuangan.

Pembuatan laporan keuangan tersebut adalah untuk mengetahui laju keluar masuknya dana perusahaan untuk meminimalisir kemungkinan over budget pada kategori akun tertentu di dalam pelaporan.

Terdapat lima unsur yang ada di dalam transaksi akuntansi, meliputi utang, harta, pendapatan, modal dan biaya atau beban.

Melakukan transaksi debit pasti disertai dengan transaksi kredit.

Perusahaan yang tidak memiliki dokumen pelaporan debit dan kredit akuntansi maka tidak dapat mengendalikan aliran keluar masuknya keuangan perusahaan.

Selain itu, data-data keuangan perusahaan juga tidak dapat dilacak jika terjadi sesuatu terhadap keuangan perusahaan.

Oleh karena itu, dengan adanya laporan debit dan kredit diharapkan dapat membantu mengawasi keuangan perusahaan dari kemungkinan adanya korupsi dari karyawan.

Karena data debit dan kredit yang baik selalu disertai dengan kwitansi atau nota yang dapat dipercaya.

Di dalam dunia akuntansi, istilah debit dan kredit memang banyak disebutkan.

Dengan memahami bedanya debit dan kredit akuntansi, Anda dapat mengerjakan pembukuan secara benar dan tanpa kesalahan posting transaksi.

Dalam melakukan entry jurnal pun jumlah debit dan kredit akuntansi harus sama.

Jika tidak seimbang, maka otomatis Anda telah melakukan satu kesalahan dalam posting nominal di jurnal yang sedang Anda kerjakan.

Demikian penjelasan bagaimana anda dapat menentukan debit kredit di dalam akuntansi dan penerapannya dalam bisnis perusahaan. Membutuhkan bantuan jasa pembukuan untuk perusahaan anda silahkan hubungi FR Consultant Indonesia.