Skip to content
Home » Pembukuan – Sebelum Susun Laporan Keuangan, Pahami Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Perlu Diketahui

Pembukuan – Sebelum Susun Laporan Keuangan, Pahami Prinsip-Prinsip Akuntansi yang Perlu Diketahui

  • by
jasa pajak di depok

Bicara mengenai Akuntansi, artinya bicara tentang pencatatan, membuat laporan keuangan dan juga merangkum kegiatan yang berhubungan dengan keuangan. Akuntansi memiliki pengertian yang berbeda-beda menurut para ahli.

Adanya akuntansi ini bertujuan untuk mencatat, mengumpulkan dan melaporkan informasi tentang laporan keuangan dan arus kas dalam menjalani aktivitas berbisnis. Untuk menjadi seorang akuntan yang handal maka perlu pemahaman dan wawasan yang luas tentang akuntansi. Dalam artikel ini akan membahas mengenai prinsip-prinsip akuntansi yang perlu dipahami khusunya bagi pemula atau yang sedang menjalani studi dibidang akuntansi.

Pengertian Akuntansi.

Akuntansi adalah suatu kegiatan yang melakukan pencatatan, pengklasifikasi Pengolahan data dan penyajian data yang berkaitan erat dengan akuntansi. Akuntansi sendiri berfungsi untuk membantu pemilik usaha dalam memantau kondisi keuangan perusahaan. Selain itu, pemilik usaha juga dapat mengetahui apa saja pengeluaran dan pemasukan yang dilakukan dalam menjalankan usahanya.

Ada tiga aktivitas utama didalam akuntansi seperti aktivitas identifikasi, aktivitas pencatatan, dan aktivitas komunikasi.

Akuntansi ternyata mempunyai berbagai macam jenis berdasarkan dengan fungsinya, antara lain:

  • Akuntansi keuangan.
  • Akuntansi Manajemen.
  • Akuntansi Biaya.
  • Akuntansi Perpajakan
  • Akuntansi Pemerintahan
  • Akuntansi Internasional

Prinsip Dasar Akuntansi

artikel ini menjelaskan jika akuntansi mempunyai sepuluh prinsip dasar sebagai pedoman dalam melakukan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi. Berikut adalah daftar-daftar dari prinsip akuntansi:

1. Prinsip Biaya Historis.

Prinsip jenis ini mewajibkan untuk melakukan pencatatan terhadap biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan suatu barang. Intinya, didalam memahami prinsip ini, wajib menghitung semua transaksi keuangan, baik itu nilai barang, jasa maupun hal-hal lainnya yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang tersebut, sampai benar-benar siap untuk dipakai.

2. Prinsip Pengakuan Pendapatan.

Pendapatan merupakan aliran harta yang masuk yang diperoleh dari penyerahan barang/jasa.  Aliran yang terjadi disebabkan karena transaksi unit pada usaha tersebut, dihitung pada suatu periode tertentu. Prinsip akuntansi ini mewajibkannya untuk mencatat “harta” itu sebagai pendapatan.

3. Prinsip Mencocokkan.

Usai memahami prinsip biaya historis dan pengakuan pendapatan, pembahasan prinsip selanjutnya ialah prinsip pencocokan. Dalam bahasa indonesia, matching dapat diartikan sebagai mempertemukan atau mencocokkan.   Prinsip dasar akuntansi ini berhubungan dengan prinsip kedua yakni mempertemukan penghasilan. 

Pendapatan tersebut dicocokkan dengan biaya yang harus dikeluarkan saat melakukan transaksi. Tujuannya tak lain agar bisa mengetahui, apakah suatu perusahaan yang dihitung laporan  keuangannya, dalam situasi untung atau rugi.

Bila penghasilan lebih besar dari beban, artinya perusahaan mendapat keuntungan. Sebaliknya, bila penghasilan lebih kecil dari beban, berarti perusahaan tersebut mengalami kerugian.

4. Prinsip Konsistensi.

Salah satu hal terpenting yang harus diterapkan dalam membuat laporan keuangan yakni konsistensi, yaitu dalam hal metode dan standar yang dimanfaatkan dalam proses pembuatan laporan keuangan.

Metode dan standar yang dimanfaatkan dalam proses membuat laporan keuangan harus diterapkan secara konsisten. Misalnya saja, perusahaan menggunakan sistem accrual basis. Sebenarnya sistem ini tidak diperbolehkan gonta-ganti dengan sistem lain semaunya karena bila terjadi inkonsistensi, ini akan para pengguna informasi akuntansi akan kesulitan untuk membandingkan laporan keuangan diperiode yang berbeda. 

5. Prinsip Pengungkapan Secara Lengkap.

Prinsip ini mewajibkan penyajian informasi di laporan keuangan secara lengkap. Hal ini diperlukan karena para pengguna informasi akuntansi akan mengambil keputusan berdasarkan laporan keuangan yang sudah lengkap.

Membuat laporan keuangan secara lengkap sangatlah penting, karena jika tidak lengkap, akan menimbulkan pertanyaan mengenai kondisi keuangan perusahaan. 

6. Prinsip Entitas Ekonomi.

Didalam bidang ekonomi, Entitas artinya suatu badan atau unit yang melakukan aktivitas usaha atau finansial untuk kepentingan diri sendiri.

Prinsip entitas ekonomi merupakan suatu sistem informasi ekonomi dari perusahaan,harus berdiri sendiri. Prinsip ini tidak bisa mencampurkan laporan keuangan akuntansi antara perusahaan baik itu dengan pribadi maupun pihak lain.

7. Prinsip Periode Akuntansi

Untuk membuat laporan keuangan yang rapi, dibutuhkan juga pembatas penghitungan yakni berupa jangka waktu aktivitas akuntansi. Jangka waktu untuk melaporkan keuangan perusahaan dibatasi oleh periode tertentu.

Prinsip periode akuntansi diperlukan, agar laporan keuangan menjadi jelas kurun waktunya.

Jangka waktu periode akuntansi ini juga bermacam-macam, tergantung pada kesepakatan dan konsistensi antara laporan keuangan sebelumnya. 

8. Prinsip Satuan Moneter

Prinsip dasar akuntansi selanjutnya, yakni prinsip satuan moneter. Sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum pada suatu negara, setiap transaksi yang akan dicatat dalam akuntansi harus menggunakan satuan moneter.

satuan moneter merupakan satuan uang atau mata uang yang dimanfaatkan dalam membuat laporan keuangan. Bisa menggunakan rupiah, dollar, atau mata uang lainnya.  berbagai bentuk pencatatan transaksi harus dinyatakan dalam bentuk satuan mata uang. Contohnya, mata uang rupiah.

9. Prinsip Kesinambungan Usaha.

Ketika mendirikan usaha, sudah pasti ada keinginan agar usaha tersebut terus tetap berjalan dan mendapat keuntungan. Sama halnya dengan akuntansi, salah satu prinsip akuntansi yang harus dipegang yakni sebuah entitas ekonomi tersebut harus terus berjalan dengan semestinya. 

10. Prinsip Materialitas

prinsip akuntansi yang terakhir adalah prinsip materialitas. Hal yang paling utama dalam prinsip materialitas adalah mengakui adanya pengukuran dan pencatatan akuntansi secara material atau bernilai. Artinya, sebuah informasi akuntansi memiliki nominal dan bisa dijual.

Informasi tertentu, jika mempunyai nilai nominal atau bisa memengaruhi para pemakainya dalam mengambil keputusan, maka informasi tersebut mempunyai nilai materialitas. 

Dapatkah informasi mengenai FR Consultant Indonesia dengan mengakses website, Instagram, dan tiktok kami untuk informasi lainnya tentang dunia Bisnis dan Digital Marketing, Keuangan beserta Perpajakan

Tags: