Semua bisnis baik kecil, menengah dan besar sudah pasti kesemuanya membutuhkan yang namanya pencatatan keuangan. Dimana yang membedakan dari ketiga jenis skala bisnis tersebut terkait masalah pencatatan keuangannya adalah kompleksitas dari sistem pencatatannya.
Bicara soal pencatatan masalah keuangan yang ada dalam sebuah bisnis, maka kita akan bisa membaginya dalam skala usaha kecil, menengah dan besar. Dimana kompleksitas pencatatan yang terjadi didalamnya kesemuanya sudah terjadi dengan melihat skala bisnisnya tersebut. Semakin besar kompleksitas yang ada di dalamnya semakin rumit pencatatan keuangan yang ada dalam bisnis tersebut.

Sebelum kita masuk ke dalam kompleksitas pencatatan yang terdapat dalam 3 skala bisnis yang telah di jelaskan diatas, maka ada baiknya kita jelaskan dahulu skala bisnis yang terbagi dalam 3 skala bisnis sesuai karakter bisnisnya.
Baca Juga Quora Kami : Memahami Pengertian dari Bisnis Franchise
Skala Bisnis yang bersifat Usaha Mikro.
Karakter dari bisnis ini memang termasuk yang paling mudah untuk di pahami secara konseptual keuangan. Dimana beberapa ciri dan karakter yang ada dalam bisnis yang di sebut dengan sebutan usaha mikro adalah seperti yang bisa di jelaskan berikut ini :
- Jenis barang yang di perjual belikan dalam bisnis skala mikro ini adalah tidak selalu sama . Sehingga transaksi yang terjadi selalu berubah ubah sesuai dengan jenis produk yang di perjual belikan.
- Tempat usaha dari skala bisnis mikro adalah selalu berpindah pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Sehingga tidak ada lokasi yang tetap.
- Kondisi bisnisnya akan bisa berkembang sekalipun kondisi negara sedang mengalami krisis.
- Belum pernah dan tidak akan melakukan penggabungan keuangan dari bisnisnya dengan keuangan keluarga. Karena sistemnya lebih sederhana.
- Tenaga kerja yang di butuhkan untuk jenis bisnis skala mikro ini hanya kecil berkisar pada angka 1-5 karyawan saja.
- Biasanya pemilik dari usaha skala mikro ini lebih jujur dan bekerja keras. Karena dirinya merasa jika tidak laku maka dirinya akan rugi, sehingga dirinya harus bisa bekerja keras untuk mendapatkan keuntungan dari bisnisnya.
- Karena kecilnya skala bisnis yang di jalankannya maka bisnis skala mikro masih sulit untuk mendapatkan bantuan kredit dari sektor perbankan.
- Bisnis yang di jalankannya akan sangat terpengaruh dengan adanya kenaikan suku bunga. Karena aktivitas kesehariannya yang membuat bisnisnya terlihat lebih rentang terhadap suku bungan dan inflasi.
- Bisnis belum bisa melakukan ekspor karena skala bisnisnya masih terlalu kecil
- Manajemen yang di jalankan oleh bisnis skala mikro jelas sangat sederhana dan mudah di ikuti. Sehingga dengan kondisi seperti itulah pelaku bisnis ini mudah untuk di tiru.
Skala Bisnis Yang Bersifat Usaha Kecil.
Memang terkesan antara skala bisnis yang masuk kategori mikro dan kecil agaknya sama. Tetapi jika dilihat secara detail jelas adanya perbedaan antara konsep bisnis yang berskala mikro dan kecil. Dimana perbedaan yang terjadi diantara keduanya adalah seperti penjelasan berikut ini :
- Skala bisnis yang masuk dalam kelas usaha kecil biasanya mereka tidak memiliki sistem pembukuan yang permanen. Sehingga model pencatatannya masih bersifat tradisional.
- Skala bisnis yang ada dalam kelas usaha kecil biasanya masih sulit untuk melakukan pengembangan atau melebarkan sayap bisnisnya. Karena pelaku bisnis dalam skala ini masih bersifat kecil.
- Skala bisnis yang ada dalam kelas usaha kecil memiliki modal kerja yang terbatas. Sehingga karena keterbatasan modalnya itulah yang membuat bisnis yang di jalankannya bersifat statis.
- Skala bisnis yang ada dalam kelas usaha kecil ini tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas eksport dan import.
- Skala bisnis yang ada dalam kelas usaha kecil masih belum menggunakan teknologi yang modern. Karena konsep bisnisnya masih bersifat kecil sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan teknologi modern.
- Skala bisnis yang ada dalam kelas usaha kecil biasanya masih memberikan gaji kecil kepada karyawannya. Kecuali ketika perusahaannya beranjak besar maka gaji akan menyesuaikan dengan kondisi bisnis yang ada.
- Skala bisnis yang ada dalam kelas usaha kecil biasanya tidak banyak memiliki produk untuk dijual. Hal itu di karenakan konsep bisnis yang di jalankan untuk pelaku bisnis seperti ini masih bersifat tradisional.
Skala Bisnis Yang Bersifat Usaha Menengah
Berbeda dengan konsep bisnis yang di jalankan dalam skala bisnis mikro dan kecil, untuk skala bisnis yang masuk dalam skala bisnis usaha menengah biasanya konsep bisnisnya sudah tersusun rapi. Tidak saja konsep bisnisnya, beberapa hal yang membedakan dengan skala bisnis mikro dan kecil juga adalah menyangkut beberapa hal seperti :
- Skala bisnis menengah biasanya sudah tersusun secara sistematis mengenai masalah struktur organisasi perusahaannya. Sehingga perusahaan yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk melakukan pengembangan bisnisnya sesuai dengan konsep bisnis yang di jalankannya.
- Skala bisnis menengah biasanya karena sistemnya sudah tersusun dengan baik, maka masalah pencatatan keuangannya sudah berjalan dengan rapi dan tertib. Sehingga ketika ada pengembangan bisnis, perusahaan sudah tahu mau diarahkan kemana pengembangan bisnisnya.
- Skala bisnis menengah tidak terlalu bingung dalam urusan yang berhubungan dengan masalah pinjaman kredit, masalah ekspor impor karena sistemnya sudah di buat sedemikian rupa yang memungkinkan perusahaan bisa menjalankan semua aktivitas bisnis dengan cukup baik.
Yang pasti dalam hal yang berhubungan dengan sistem dan prosedur yang berhubungan dengan kelancaran jalannya bisnis sudah di persiapkan dengan cukup baik. Sehingga pada akhirnya masalah pencatatan keuangan tercatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah di sesuaikan dengan standar nasional ataupun internasional.
Sekadar contoh untuk beberapa jenis bisnis yang masuk dalam kategori bisnis menengah adalah seperti misalnya :
(1) Bisnis yang berhubungan dengan bidang pertanian, perkebunan atau kehutanan
(2) Bisnis yang berhubungan dengan masalah perdagangan, baik perdagangan skala ritel ataupun grosir
(3) Bisnis yang berhubungan dengan bidang ekspedisi baik angkutan di darat, laut ataupun udara.
(4) Bisnis yang berhubungan dengan bidang seperti industri makanan, minuman hingga elektronik dan lainnya.
(5) Bisnis yang berhubungan dengan masalah yang terkait dengan sektor industri pertambangan dan energi
Dengan adanya perbedaan yang bersifat skala bisnis, maka pencatatan keuangan yang terjadi pada ke-3 jenis bisnis tersebut sudah pasti berbeda-beda. Dan jika anda ingin mendapatkan konsep pencatatan yang bersifat lengkap atau kompleks maka bisnis kelas menengah-lah yang bisa anda jadikan acuan. Tetapi jika anda masih belum jelas dengan penjelasan diatas, ada baiknya coba berdiskusi dengan FR Consultant Indonesia. Karena konsultan seperti mereka biasanya yang akan bisa memberikan pandangan yang mudah untuk di pahami terkait perbedaan skala bisnis dari ke-3 jenis usaha dengan acuan pencatatan dalam bidang keuangan.