Skip to content
Home » Break Even Point, dan cara menghitungnya

Break Even Point, dan cara menghitungnya

  • by
Break Even Point, dan cara menghitungnya.

Break Even Point adalah hal yang paling dinantikan oleh para pengusaha, di awal perjalanan bisnis yang dirikan. Break Even Point hampir selalu menjadi pertanyaan terdepan yang akan diajukan oleh para investor terhadap Anda selaku pemilik atau pun pendiri bisnis. Itu sebabnya, Break Even Point atau yang juga biasa dikenal sebagai BEP adalah yang sangat penting sekaligus memiliki andil besar terhadap minat investor kepada bisnis Anda.

Kalau BEP yang ditawarkan memakan waktu terlalu lama atau tidak sepadan dengan keuntungan, tentu investor akan sulit memutuskan untuk bergabung dan menjadi investor bisnis Anda.

Kalau pun Anda rupanya mengalami kesulitan untuk menentukan konsep dan strategi bisnis serta keuangan, Anda bisa menggunakan jasa konsultan bisnis dan keuangan seperti FR Consultant Indonesia untuk Anda.

Secara praktis, Break Even Point juga dikenal sebagai “Titik Impas”. Bisa dikatakan kalau BEP adalah di mana biaya operasional yang digunakan telah mencapai sama besarnya dengan pendapatan yang didapat. Kondisi keuangan yang Anda keluarkan untuk bisnis pun tidak untung maupun rugi sehingga berada di posisi yang seimbang.

Untuk lebih lengkapnya mengenai Break Even Point atau BEP mari simak penjelasan singkat berikut ini.

Apa sih Pengertian Break Even Point?

Tak sedikit pengusaha awam yang menyalah-artikan bahwa Break Even Point (BEP) adalah balik modal. Padahal balik modal dan Break Even Point memiliki definisi yang berbeda.

Dalam istilah akuntansi, balik modal bisa diartikan sebagai return of investment dimana yang dihitung adalah modal yang Anda keluarkan untuk menjalankan bisnis sehingga mampu memberikan keuntungan pada jangka waktu tertentu. Sedikit berbeda dengan balik modal, Break Even Point lebih memerhatikan besaran biaya operasional yang dikeluarkan berdasarkan aktiva tetap dan tidak tetap.

Harahap pada bukunya Analisis atas Laporan Keuangan (2004) menjelaskan bahwa BEP merupakan kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Itu artinya semua biaya yang dikeluarkan untuk operasi produksi bisa ditutupi oleh pendapatan dari penjualan produk.

Manfaat Perhitungan Break Even Point (BEP)

BEP memiliki peranan penting dalam suatu bisnis. Selain penting bagi perusahaan, ternyata perhitungan BEP juga bisa digunakan untuk menganalisa kapan harus membeli dan menjual saham pada saat investasi saham. Lalu, manfaat lainnya dari menghitung atau menganalisis BEP apa lagi, ya?

Ini dia manfaatnya menurut Kasmir, dalam buku Pengantar Manajemen Keuangan tahun 2010:

  1. Mendesain spesifikasi produk yang akan diproduksi maupun dijual.
  2. Menentukan harga jual untuk setiap unitnya.
  3. Menentukan target dan jumlah penjualan yang harus dicapai.
  4. Dapat memaksimalkan jumlah produksi dan penjualan perusahaan.
  5. Merencanakan tujuan lain dan laba yang diinginkan.

Selain itu, manfaat lainnya yang akan diperoleh dari menghitung BEP yaitu mendapatkan informasi dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait dengan bisnis. Dengan begitu, manager bisa memberikan keputusan terbaik untuk kelangsungan bisnisnya supaya tetap untung.

Intinya, adanya perhitungan BEP ini adalah sebagai pedoman bagi pengusaha untuk mengefisiensikan produksi untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Pengusaha bisa menetapkan kebijakan-kebijakan ekonomis bagi bisnisnya pada periode mendatang. Pengusaha juga menjadi lebih jeli dalam memberikan inovasi pada produk-produknya.

Komponen Pembentuk Break Even Point

Untuk lebih jauh paham BEP tentu kita harus mengetahui komponen pembentuknya. Ada tiga komponen yang bisa menjadi pembentuk perhitungan Break Even Point (BEP), yaitu: biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual. Berikut beberapa di antaranya:

1. Fixed Cost (Biaya Tetap)

Fixed cost atau biaya tetap adalah biaya konstan yang akan timbul pada perusahaan tanpa melihat apakah produksi atau operasionalnya berjalan atau tidak. Contoh dari fixed cost atau biaya tetap yaitu gaji karyawan, biaya penyusutan mesin dan lainnya.

2. Variable Cost (Biaya Variabel)

Variable cost merupakan biaya per unit yang dipengaruhi oleh volume produksi sehingga sifatnya dinamis. Semakin banyak produksi maka variabelnya juga akan semakin besar. Contoh dari biaya variabel ini misalnya bahan baku, biaya listrik dan sebagainya.

Ikuti media sosial FR Consultant Indonesia untuk informasi lainnya tentang dunia Bisnis dan Digital Marketing, Keuangan beserta Perpajakan.

3. Selling Price

Komponen terakhir yang akan mempengaruhi perhitungan BEP adalah selling price, yaitu harga jual produk per unit. Produk bisa berupa barang ataupun jasa/ pelayanan.

Metode Perhitungan Break Even Point (BEP)

Pada umumnya, terdapat dua metode perhitungan Break Even Point, yaitu untuk menghitung berapa unit yang harus dijual supaya terjadi BEP dan menghitung berapa rupiah penjualan yang harus diterima supaya terjadi BEP. Berikut di antaranya yang perlu diketahui:

1. Break Even Point dalam Satuan

Rumus yang pertama untuk menghitung BEP adalah untuk menentukan berapa sih unit yang harus dijual supaya terjadi BEP. Dengan begitu, perusahaan bisa menganalisis berapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menutup semua biaya operasional , pengembangan, dan modal. Ini dia rumusnya:

BEP (unit) = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)

2. Break Even Point dalam Rupiah

Rumus kedua ini digunakan untuk menentukan berapa Rupiah penjualan yang harus diterima supaya terjadi BEP. Kamu bisa menghitungnya dengan cara berikut ini:

BEP (Rp) = Biaya Tetap / (Harga Jual – Biaya Variabel per Unit) / Harga jual per Unit

Kesimpulan

BEP atau Break Even Point atau titik impas merupakan komponen keuangan di mana pengusaha mampu memproyeksikan berapa unit produk yang harus dijual atau berapa rupiah keuntungan yang harus dicapai agar berada di titik impasnya.

Hal ini tentu berguna bagi perusahaan untuk memproyeksikan langkah-langkah yang akan diambil dalam aktivitas penjualan mulai dari inovasi, variasi produk, hingga hal-hal yang bersifat operasional agar perusahaan mampu mencapai keuntungan yang optimal.

Anda Perlu Bantuan Menghitung Break Even Point?

Anda bisa menghubungi kami untuk konsultasi terkait Break Even Point untuk bisnis Anda. FR Consultant Indonesia  juga memiliki staf-staf terbaik untuk membantu Anda memonitor sistem keuangan perusahaan Anda. Kami adalah juga penyedia jasa konsultan keuangan, yang juga konsultan manajemen keuangan, sekaligus jasa konsultan pajak. Kami juga menyediakan tenaga ahli untuk konsultasi manajemen bisnis. Anda bisa menghubungi kami, karena kami hadir untuk Anda.

FR Consultant Indonesia, Solusi Pembuatan Laporan Keuangan dan Laporan Pajak Perusahaan dan Pribadi Hubungi 0813-8228-9991. (fr)