Skip to content
Home » Bisnis – Perspektif Bisnis Konsultan dalam Lingkup Industri Bisnis Konsultan di Indonesia

Bisnis – Perspektif Bisnis Konsultan dalam Lingkup Industri Bisnis Konsultan di Indonesia

  • by

Dalam sebuah negara, salah satu potensi bisnis yang memiliki  potensi cukup besar untuk di kembangkan adalah bisnis konsultan. Tidak salah jika pada akhirnya bisnis konsultan baik lokal dan internasional  banyak berkembang di Indonesia.

Bukan karena  tanpa sebab hingga pada akhirnya bisnis konsultan berkembang cukup pesat di Indonesia. Hal itu juga di tunjang dengan besarnya potensi bisnis  yang ada di Indonesia. Itulah kenapa sejak beberapa tahun terakhir  potensi bisnis yang ada di Indonesia untuk bisnis konsultan selalu meningkat.  

Ambil contoh dalam data yang tercatat pada tahun 2019/2020 untuk bisnis konsultan properti yang ada di Indonesia.  Sekalipun angkanya menurun dibanding tahun sebelumnya, namun secara kita masih tetap melihat bahwa potensi yang ada di salah satu sektor konsultan. Ini akan bisa memberikan kontribusi yang besar seiring dengan stabilnya kondisi ekonomi secara makro.  Sekadar memberikan sebuah gambaran, untuk melihat perkembangan terbaik sektor bisnis konsultan di Indonesia.  Tahun 2016 angka kapitalisasi pasar industri properti berada di angka Rp124 triliun,  nilainya secara bertahap naik Rp133 triliun pada 2017.

Di Indonesia sendiri keberadaan  profesi atau bisnis konsultan memang telah di satukan dalam satu asosiasi atau lembaga yang bernama INKINDO ( Ikatan Nasional Konsultan Indonesia).  Dimana dengan melihat konteks jumlah anggota  yang masuk ke INKINDO dalam 4 tahun terakhir, terjadi peningkatan jumlah konsultan terutama pada bidang jasa konsultan konstruksi. Menariknya adalah anggota yang masuk tidak saja konsultan dalam negeri saja   tetapi juga luar  negeri. Sehingga bisa di katakan bahwa konsultan Indonesia sudah bisa bersaing secara kualitas dengan konsultan dai luar negeri.

Baca juga Medium kami : Cara Memulai Bisnis Online Sesuai dengan Passion Kamu

Menariknya perkembangan bisnis konsultan yang ada di Indonesia tidak terlepas dari kondisi yang mengharuskan SDM. Yang ada di dalam negeri berbenah dan melakukan peningkatan skill guna mendukung terjadinya perubahan bisnis. Yang sudah mengarah ke bisnis yang mengandalkan peran teknologi.

Dalam era industrial yang mengutamakan kemampuan  SDM dalam hal teknologi. Memang pada akhirnya keberadaan SDM yang mampu melakukan transformasi teknologi menjadi satu hal penting bagi perusahaan. Dimana hal itu sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, yang terdapat pada point pertama : Interoperabilitas ( kesesuaian).  Berdasarkan kondisi itulah maka sikap  profesionalisme dalam diri SDM yang ada di perusahaan mesti di tuntut. Untuk bisa berinteraksi terutama dengan customer dan calon klien dengan menggunakan perangkat internet. Ini menjadi satu pembuktian bahwa seorang konsultan mesti bisa berkembang menyesuaikan kondisi  yang ada di lapangan.

Berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan, kita bisa melihat bahwa beberapa hal yang membuat adanya peningkatan. Jumlah konsultan properti dan konstruksi selama 4 tahun  yang meningkat hingga 28,5%. Kondisi itu terjadi karena adanya sejumlah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah  guna mendukung industri konsultan yang ada di Indonesia. Yang mana sebagai landasannya adalah peraturan atau undang-undang yang termasuk dalam UUJK tahun 2017. Inilah yang menjadi dasar dalam setiap aktivitas yang di jalankan oleh pelaku bisnis dalam sektor properti dan konstruksi.  Realisasi dari adanya kebijakan tersebut adalah bahwa nantinya pemerintah akan mengatur beberapa hal seperti remunerasi minimal untuk konsultan. Segmentasi pelelangan pekerjaan bidang konstruksi, hingga pengaturan badan jasa konstruksi asing di Indonesia.

Kondisi seperti   yang telah di jelaskan diatas itulah yang pada akhirnya mesti membawa satu konsekuensi logis Kesemua hal diatas memang pada akhirnya membawa satu konsekuensi. Dimana  terkait bergulirnya Era Industri 4.0, maka profesional konsultan harus selalu meningkatkan kapasitas dirinya agar mampu bersaing dengan konsultan asing. Seperti juga kondisi yang  sudah di lakukan oleh FR Consultant Indonesia, dengan mulai mengimplementasikan sistem dan prosedur yang menggunakan sistem IT. Kesemua itu menjadi satu dasar bahwa FR Consultant Indonesia sudah siap dengan era teknologi 4.0 dalam industri bisnis.

Mungkin banyak yang belum tahu apa dampaknya jika kondisi seperti itu diabaikan. Salah satu kondisi yang akan terjadi ketika permasalahan yang ada diatas diabaikan oleh pelaku dalam industri konsultan adalah konsultan asing akan mengambil alih posisi yang seharusnya milik konsultan lokal. Hal itu bisa terjadi mengingat sesuai data  Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR per semester I/2019. Jika kita bicara soal data, maka secara kumulatif  bisa di katakan bahwa ada sekitar 225 kantor perwakilan dan 412 BUJK PMA.  Ini cukup besar dengan melihat potensi yang mereka bisa jalankan. Dimana dari jumlah tersebut  kontraktor asal China menempati jumlah yang paling besar dengan total 44 BUJKA. Kemudian baru di susul dengan   Jepang degan 38 BUJKA dan Korea Selatan berjumlah 28 BUJKA.

Dari jumlah tersebut, kondisi mereka yang saat  ini aktif adalah : dari kurun waktu 2007-2015 ada 574 kontraktor asing  yang berasal dari 30 negara yang beroperasi di Indonesia. Jika di breakdown data yang ada saat ini berdasarkan klasifikasi yang ada, maka akan terjadi kumulatif data seperti berikut : ada sekitar 260 BUJKA aktif, 245 tidak aktif, serta 69 sudah tutup. Namun seiring berjalannya waktu, maka dalam 2 tahun kemudian jumlahnya meningkat yaitu dari BUJKA berjumlah 621 kontraktor, terdiri dari 344 BUJK pelaksana, 165 konsultan dan 112 terintegrasi. Penambahan jumlah tersebut memang pada akhirnya sejalan dengan makin bertambahnya proyek-proyek  infrastruktur yang ada di Indonesia.

Implementasi IT  Dalam Bisnis Konsultan Salah Satunya Menggunakan  CRM Software

Menariknya potensi bisnis properti dan konstruksi  yang ada di Indonesia memang pada akhirnya menjadi satu kondisi tersendiri  bagi pelaku bisnis agar bisa di optimalkan dengan beberapa cara. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggunakan segmentasi kualifikasi proyek yang ada.

(1) senilai Rp1 miliar untuk pelaku jasa konstruksi kecil

(2) senilai Rp1-2,5 miliar untuk pelaku jasa konstruksi menengah dan

(3) Proyek senilai  diatas Rp2,5 miliar di peruntukan bagi pelaku jasa konstruksi besar.

Disamping adanya pengklasifikasian proyek, ada juga beberapa hal yang mungkin bisa di jalankan oleh konsultan. Agar bisa bersaing dengan konsultan asing yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan sistem IT. Salah satunya penggunaan software CRM. Saat ini pelaku bisnis tidak lagi bertanya kenapa CRM, karena seiring berjalannya waktu pelaku bisnis sudah tahu apa itu CRM dan konteks penggunaanya bagi bisnis.  Sehingga saat ini CRM bisa lebih berkembang, dan bisa dikembangkan menjadi strategi andalan untuk pelaku jasa konstruksi lokal lebih mengenal dan memahami kebutuhan dan keinginan dari calon customernya.

Perspektif bisnisnya adalah ketika semua telah terintegrasi dalam sebuah sistem  yang salah satunya bisa di support dengan menggunakan CRM maka berbagai  hal yang membuat sebuah pekerjaan bisa di lakukan secara lebih cepat dan tepat bisa di jalankan.  Sehingga optimalisasi pekerjaan bisa di jalankan secara benar dengan menggunakan sistem dan prosedur yang ada dalam sistem CRM tersebut.

berstrategi itulah yang pada akhirnya mesti di kembangkan oleh para pelaku bisnis yang memang notabenenya perlu adanya satu komunikasi bisnis. Yang bisa mengembangkan bisnis yang di padukan dengan integrasi sistem dan teknologi. Karena hal itu sejalan dengan konsep bisnis yang ada di dalam Era Industri 4.0 sendiri memang mengharuskan pelaku jasa konstruksi. Memiliki kemampuan dalam sistem pekerjaan yang menggunakan aplikasi internet.

Tags: