Skip to content
Home » Akuntansi: seni menghitung uang yang hilang

Akuntansi: seni menghitung uang yang hilang

  • by
Blog-Akuntansi-seni-menghitung-uang-yang-hilang-01-scaled.webp

Pencurian ataupun peristiwa yang melibatkan aset hilang dapat terjadi kepada siapa saja dan kapan saja. Saat kejadian tersebut terjadi maka catatan dalam perusahaan mengenai aset tersebut juga harus dihapuskan. Namun, hal tersebut tentunya harus memiliki bukti yang kuat yang menunjang laporan akuntansi tersebut.

Seorang yang mengalami kehilangan dapat melampirkan bukti surat kehilangan yang telah dikeluarkan oleh pihak kepolisian secara sah. Surat kepolisian tersebut sangat penting untuk membuat aset catatan dalam perusahaan dapat dihapuskan. Tanpa adanya bukti, maka catatan tidak dapat dihapuskan karena kurangnya kepercayaan pihak perusahaan terhadap entitas tersebut.

Untuk itu, surat laporan dari kepolisian merupakan salah satu berkas dasar yang harus dilampirkan untuk menunjang kepercayaan. Hal tersebut yang akhirnya membuat banyak orang berpikir bahwa laporan kehilangan dalam bentuk apapun cukup rumit dan sulit.

Kehilangan dalam Akuntansi Pemerintah

Akuntansi pemerintah tentunya memiliki sistem tentang bendahara mengenai kehilangan yang mana melibatkan berbagai pihak. Berbagai pihak tersebut meliputi logistik, bendahara, KPK, kepolisian, inspektorat jenderal dan masih banyak yang lainnya. Setiap kehilangan yang dilaporkan tentunya harus memiliki berbagai bukti yang dapat menunjang dan menguatkan investigasi.

Selain itu, jurnal kehilangan juga harus memiliki bentuk dalam akuntansi keuangan dan akuntansi anggaran. Keduanya harus memiliki proses ke dalam buku pembantu dan buku besar harta hilang. Setelahnya ada banyak unsur yang mengikuti di belakangnya serta komponen laporan keuangan yang berhubungan mengenai kehilangan yang telah dilaporkan.

Untuk itu bagi setiap entitas yang mengalami sebuah peristiwa kehilangan tentunya dapat melaporkan dengan melampirkan berbagai berkas yang telah ditentukan.

Berapa Banyak Jenis Kehilangan Aset?

  1. Kehilangan aset merupakan kehilangan eksistensi aset dari pemegangan, penguasaan, kepemilikan hingga penggunaan aset oleh pribadi.
  2. Tidak termasuk dalam akuntansi kehilangan yaitu penurunan nilai mata uang yang diakibatkan, karena kurs yang berubah, kerugian selisih antar kurs, penyusutan aset tetap hingga penurunan nilai guna.
  3. Aset tersebut dalam akuntansi penurunan nilai aset asa tersebut tetap dapat dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk fisik aset. Hal tersebut mungkin tidak akan mengalami sebuah penurunan, namun manfaat dari aset tersebut secara ekonomis tentunya akan hilang atau menurun.
  4. Masuk dalam golongan harta atau aset adalah piutang negara. Piutang negara ini ditunjukkan kepada wajib pajak yang mengalami peristiwa tidak menyenangkan. Mulai dari meninggal dunia atau hilang tanpa memiliki pewaris sama sekali.
  5. Golongan lainnya yaitu pelepasan aset karena dijual ditukarkan dengan aset lain hingga dihibahkan. Peristiwa seperti ini biasanya dikarenakan tindakan ekonomi yang secara rasional disadari oleh entitas tersebut. Sedangkan untuk kehilangan aset adalah peristiwa yang terjadi di luar hal yang tidak terduga oleh entitas tersebut.
  6. Kehilangan fisik aset dapat terjadi dengan berbagai bentuk yaitu, antara lain:
  7. Kebakaran gempa bumi banjir dan bencana alam lainnya yang dapat melenyapkan semua aset mulai dari uang tunai hingga infrastruktur lainnya.
  8. Peristiwa pencurian, pencurian terhadap aset, pencurian yang dilakukan oleh karyawan, pencurian yang telah diakui oleh pelaku, pencurian yang tidak diakui oleh pelaku.
  9. Hilangnya aset yang diketahui belakangan setelah aset tersebut hilang.
  10. Kehilangan fisik alamiah
  11. SILPA yang telah tergolong dalam kejahatan akuntansi yang mana merupakan sebuah kesalahan fatal dalam ber-akuntansi dan ber-laporan keuangan.

Seni Menghitung Uang yang Hilang dalam Akuntansi

  1. Tentukan kehilangan aset dan catat dalam jurnal akuntansi anggaran ataupun akuntansi keuangan. Serta pada buku besar dan buku pembantu buku besar pencatatan ini harus sesuai, dengan tanggal kejadian kehilangan atau tanggal kehilangan telah ditemukan dan disadari oleh pemiliknya atau entitas.
  2. Dalam penentuan tanggal yang dituliskan ini haruslah sesuai dengan waktu kesadaran kehilangan yang telah dialami oleh entitas tersebut. Contohnya saja jika terjadi sebuah kebakaran, maka kehilangan dapat langsung diketahui dan dilaporkan. Namun, jika terjadi sebuah peristiwa pencurian yang mana belum tentu diketahui dalam waktu yang sama. Hal ini dapat dilaporkan saat entitas menyadari kehilangan tersebut. Serta tanggal pembuatan berita acara ditulis sesuai dengan tanggal kehilangan yang telah disadari pemilik tersebut.
  3. Tanggal transaksi ataupun laporan ini tidak boleh diundur dan harus sesuai dengan pembuatan neraca, LAK atau LRA. Dalam proses sebuah akuntansi menyatakan bahwa koreksi laporan keuangan dalam peristiwa kehilangan secara langsung sangat dilarang.
  4. Dalam peristiwa kehilangan karena pencurian maka harus disertakan berdasarkan saksi, bukti kepolisian, potret-potret tempat yang telah dicuri, bukti yang dapat menjelaskan kehilangan tersebut hingga berita acara kehilangan secara internal. Serta berbagai komponen lainnya yang menguatkan laporan kehilangan tersebut. Contohnya saja sebuah pencurian yang terdapat dalam sebuah ruangan, maka ada beberapa komponen yang dapat dicantumkan dalam laporan. Seperti pintu yang rusak, almari besi yang menjadi tempat penyimpanan aset yang telah dicuri hingga keributan atau kehancuran yang terjadi dalam ruangan tersebut. Selain itu berita acara kehilangan ini juga harus melibatkan beberapa komponen lainnya yaitu tanda tangan. Mulai dari internal auditor, security hingga penanggung jawab harta negara yang telah hilang dan dicuri oleh orang lain.
  5. Jika semua bentuk kehilangan ini telah memiliki asuransi, maka CALK sebaiknya menjelaskan laporan dan tindakan tersebut.

Berikut seni menghitung uang yang hilang dalam akuntansi dengan sesuai prosedur yang telah ditentukan. Semoga informasi diatas dapat membantu Anda dalam menghitung dan melaporkan kehilangan aset.